Press

International Flower Competition Siap Digelar di Bali



Setelah membuka pendaftaran hingga 31 Maret 2019 lalu, International Flower Competition (IFC) akan menggelar puncak acaranya pada 29 Juni 2019 mendatang. Adapun kompetisi ini menjadikan Bali sebagai tuan rumah dan menyelenggarakannya di Lapangan Renon, Denpasar Selatan.

Sebelum mencapai acara puncak, IFC sudah membuka pendaftaran dan tercatat sebanyak 185 peserta lolos seleksi. Peserta yang masuk nantinya akan disaring menjadi 10 pemenang, kemudian mengeluarkan satu pemenang yang berhak mendapatkan hadiah senilai Rp 1 miliar.

Di balik tawaran hadiah menarik, siapa sangka ada semangat besar di balik layar. Ya, IFC diadakan dengan harapan masyarakat lebih peduli dengan lingkungan.

Dimulai dengan lingkungan sekitar, peserta atau masyarakat diajak untuk peduli pada bagian depan rumah. Salah satu caranya adalah dengan merawat taman bunga yang ada di depan rumah.

“Ingin mengajak masyarakat untuk merawat bunga, menjaga lingkungan,” ungkap Nir Peretsz, Owner Hanging Gardens, dalam acara Press Conference International Flower Competition by Hanging Gardens of Bali di iNews Tower, Jakarta, Rabu (19/6).

Sementara gagasan diadakannya IFC sendiri berawal dari keprihatinannya terhadap tingginya sampah plastik di Bali. Agar Pulau Dewata makin hijau, cantik, dan indah, salah satu hal kecil yang bisa dilakukan adalah dengan cara menanam bunga.

“Menurut saya ini bukti nyata cintanya Hanging Gardens terhadap lingkungan kita. Masyarakat diajak berkontribusi agar lebih mencintai Indonesia,” jelas Esmal Diansyah, Sales & Marketing Director iNews.

Esmal menambahkan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki bunga beranekaragam, modal inilah yang bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin. Maka dari itu, melalui IFC, Esmal berharap masyarakat dan pemerintah dapat termotivasi, serta sebagai salah satu cara memberikan contoh baik agar lebih banyak yang mencintai lingkungan Indoensia.

Nir juga mengungkapkan perbedaan antara IFC dengan event bunga lainnya adalah kompetisi yang ia kelola mengajak masyarakat umumnya dan bukan ahli kebun. Masyarakat diajak untuk mengubah dan berperan terhadap lingkungan sekitar. Hal itu pula yang menjadi salah satu alasan mengapa kompetisi ini mengajak peserta untuk menanam bunga di depan rumah.

“Lebih melibatkan masyarakat sekitar, maka dari itu bunga yang ditanam harus di depan rumah agar bisa dinikmati masyarakat sekitar,” timpal Zsa Zsa Yusharyahya, salah satu juri dalam IFC.

Zha Zha juga memaparkan bahwa dalam penilainnya, ia dan juri yang lain punya beberapa kriteria. Pertama, peserta harus memperlihatkan foto taman sebelum dan sesudah diubah. Kemudian, seberapa serius peserta dalam mengikuti kompetisi, dampak terhadap lingkangan, sekitar hingga melakukan site visit secara langsung.

Siap menyaksikan International Flower Competition?

 

Source